Tekanan Darah Tinggi - Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Angka kejadian hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2013 di Indonesia diperkirakan sekitar 25,8 persen — turun 6% dari tahun 2007. Berdasarkan provinsi, prevalensi hipertensi yang tertinggi ada di Bangka Belitung (30,9%), sementara Papua menempati peringkat terendah, yaitu 16,8 persen. Menariknya, ajumlah perempuan Indonesia yang memiliki hipertensi jauh lebih banyak daripada laki-laki.
Adapun komplikasi dari penyakit hipertensi termasuk penyakit jantung koroner (PJK), gagal ginjal, dan stroke.
Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Idealnya, tekanan darah harus berada antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Jika tekanan darah meningkat hingga 140/90 mm Hg atau lebih, besar kemungkinannya Anda memiliki hipertensi.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah Anda terjaga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama, terlepas dari apa yang Anda makan atau lakukan.
Apa saja faktor risiko hipertensi?
Anda lebih berisiko untuk terkena hipertensi jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko di bawah ini:
- Usia: orang usia lanjut lebih berisiko untuk terkena tekanan darah tinggi.
- Jenis kelamin: wanita yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena tekanan darah tinggi. Hal yang sama juga berlaku untuk pria berusia kurang dari 45 tahun.
- Etnis: orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi
- Riwayat hipertensi di keluarga
- Obesitas
- Gaya hidup yang tidak aktif
- Merokok
- Diet tidak seimbang
Apa saja tanda-tanda dan gejala hipertensi?
Gejala yang paling umum adalah:
- Sakit kepala
- Linglung
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Detak jantung tidak teratur
- Darah dalam urin
- Berkeringat berlebihan
- Pening
- Mual
- Rasa berdebar di dada, telinga atau leher
Bagaimana hipertensi didiagnosis?
Hipertensi didiagnosis menggunakan:
- Bacaan tekanan darah
- Riwayat medis
- Faktor risiko
- Riwayat keluarga
- Pemeriksaan fisik
- Tes lainnya, seperti Electrocardiogram (EKG atau ECG) atau Echocardiogram, tes urin, dan X-ray dada
Apa saja pengobatan untuk hipertensi?
Pilihan pengobatan untuk hipertensi biasanya melibatkan penyesuaian gaya hidup dan obat-obatan. Tergantung dari usia dan kondisi Anda, dokter akan menganjurkan pengobatan terbaik untuk Anda. Obat-obatan yang umum untuk hipertensi adalah:
Diuretik Thiazide
Juga dikenal sebagai pil air, diuretik menurunkan tekanan darah dengan membantu ginjal membuang air dan garam. Diuretik seringkali meningkatkan frekuensi Anda buang air kecil.
Beta blocker
Beta blocker bekerja dengan membuka pembuluh darah, menurunkan detak jantung, sehingga mengurangi beban kerja jantung Anda. Acebutolol (Sectral®) dan atenolol (Tenormin®) adalah jenis beta blocker yang paling umum. Beta blocker harus diresepkan dengan obat lain untuk mencapai efek maksimum.
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
Obat-obatan ini mencegah penyumbatan terbentuk di dalam pembuluh darah, menjaganya tetap lebar dan lancar. Orang yang menderita penyakit ginjal kronis akan membutuhkan ACE inhibitor.
Angiotensin II receptor blockers (ARB)
ARB bekerja dengan cara yang sama dengan ACE inhibitor. Jika pasien tidak merespon ACE inhibitor dengan baik, ARB biasanya dianjurkan sebagai penggantinya.
Calcium channel blocker
Calcium channel blocker memperlebar pembuluh darah, sehingga mengurangi tekanan pada mereka. Kemungkinan efek samping adalah migrain, sendi bengkak, dan sembelit. Pil ini tidak boleh dikonsumsi dengan jus jeruk Bali karena dapat meningkatkan risiko efek samping Anda.
Renin inhibitor
Renin inhibitor menghalangi produksi renin, yang mana bertanggung jawab untuk peningkatan tekanan darah. Dianjurkan untuk tidak menggunakan renin inhibitor dengan ACE inhibitor atau ARB untuk menghindari komplikasi serius.
Baik Hello Bacsi ataupun pemberi lisensinya tidak bertanggung jawab atas setiap aspek pengobatan yang dilakukan dengan bantuan informasi yang diberikan. Informasi yang diberikan tidak dimaksudkan untuk mencakup semua kemungkinan kegunaan, petunjuk, tindakan pencegahan, peringatan, atau efek samping. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai kondisi kesehatan yang mungkin Anda miliki atau menduga bahwa Anda memilikinya, konsultasikan pada dokter, perawat atau apoteker.
Informasi ini hanya untuk tujuan pendidikan, dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran, pengobatan, atau diagnosa medis. Ingatlah untuk selalu segera berkonsultasi pada dokter atau ahli jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan.
Angka kejadian hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2013 di Indonesia diperkirakan sekitar 25,8 persen — turun 6% dari tahun 2007. Berdasarkan provinsi, prevalensi hipertensi yang tertinggi ada di Bangka Belitung (30,9%), sementara Papua menempati peringkat terendah, yaitu 16,8 persen. Menariknya, ajumlah perempuan Indonesia yang memiliki hipertensi jauh lebih banyak daripada laki-laki.
Adapun komplikasi dari penyakit hipertensi termasuk penyakit jantung koroner (PJK), gagal ginjal, dan stroke.
Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Idealnya, tekanan darah harus berada antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Jika tekanan darah meningkat hingga 140/90 mm Hg atau lebih, besar kemungkinannya Anda memiliki hipertensi.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah Anda terjaga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama, terlepas dari apa yang Anda makan atau lakukan.
Apa saja faktor risiko hipertensi?
Anda lebih berisiko untuk terkena hipertensi jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko di bawah ini:
- Usia: orang usia lanjut lebih berisiko untuk terkena tekanan darah tinggi.
- Jenis kelamin: wanita yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena tekanan darah tinggi. Hal yang sama juga berlaku untuk pria berusia kurang dari 45 tahun.
- Etnis: orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi
- Riwayat hipertensi di keluarga
- Obesitas
- Gaya hidup yang tidak aktif
- Merokok
- Diet tidak seimbang
Apa saja tanda-tanda dan gejala hipertensi?
Gejala yang paling umum adalah:
- Sakit kepala
- Linglung
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Detak jantung tidak teratur
- Darah dalam urin
- Berkeringat berlebihan
- Pening
- Mual
- Rasa berdebar di dada, telinga atau leher
Bagaimana hipertensi didiagnosis?
Hipertensi didiagnosis menggunakan:
- Bacaan tekanan darah
- Riwayat medis
- Faktor risiko
- Riwayat keluarga
- Pemeriksaan fisik
- Tes lainnya, seperti Electrocardiogram (EKG atau ECG) atau Echocardiogram, tes urin, dan X-ray dada
Apa saja pengobatan untuk hipertensi?
Pilihan pengobatan untuk hipertensi biasanya melibatkan penyesuaian gaya hidup dan obat-obatan. Tergantung dari usia dan kondisi Anda, dokter akan menganjurkan pengobatan terbaik untuk Anda. Obat-obatan yang umum untuk hipertensi adalah:
Diuretik Thiazide
Juga dikenal sebagai pil air, diuretik menurunkan tekanan darah dengan membantu ginjal membuang air dan garam. Diuretik seringkali meningkatkan frekuensi Anda buang air kecil.
Beta blocker
Beta blocker bekerja dengan membuka pembuluh darah, menurunkan detak jantung, sehingga mengurangi beban kerja jantung Anda. Acebutolol (Sectral®) dan atenolol (Tenormin®) adalah jenis beta blocker yang paling umum. Beta blocker harus diresepkan dengan obat lain untuk mencapai efek maksimum.
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
Obat-obatan ini mencegah penyumbatan terbentuk di dalam pembuluh darah, menjaganya tetap lebar dan lancar. Orang yang menderita penyakit ginjal kronis akan membutuhkan ACE inhibitor.
Angiotensin II receptor blockers (ARB)
ARB bekerja dengan cara yang sama dengan ACE inhibitor. Jika pasien tidak merespon ACE inhibitor dengan baik, ARB biasanya dianjurkan sebagai penggantinya.
Calcium channel blocker
Calcium channel blocker memperlebar pembuluh darah, sehingga mengurangi tekanan pada mereka. Kemungkinan efek samping adalah migrain, sendi bengkak, dan sembelit. Pil ini tidak boleh dikonsumsi dengan jus jeruk Bali karena dapat meningkatkan risiko efek samping Anda.
Renin inhibitor
Renin inhibitor menghalangi produksi renin, yang mana bertanggung jawab untuk peningkatan tekanan darah. Dianjurkan untuk tidak menggunakan renin inhibitor dengan ACE inhibitor atau ARB untuk menghindari komplikasi serius.
Baik Hello Bacsi ataupun pemberi lisensinya tidak bertanggung jawab atas setiap aspek pengobatan yang dilakukan dengan bantuan informasi yang diberikan. Informasi yang diberikan tidak dimaksudkan untuk mencakup semua kemungkinan kegunaan, petunjuk, tindakan pencegahan, peringatan, atau efek samping. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai kondisi kesehatan yang mungkin Anda miliki atau menduga bahwa Anda memilikinya, konsultasikan pada dokter, perawat atau apoteker.
Informasi ini hanya untuk tujuan pendidikan, dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran, pengobatan, atau diagnosa medis. Ingatlah untuk selalu segera berkonsultasi pada dokter atau ahli jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan.
Comments
Post a Comment